Selasa, 26 September 2017

Pertanian Perkotaan (Urban Farming)


Pertanian Perkotaan (Urban Farming)

            Pertanian urban adalah praktek budidaya, pemrosesan, dan distribusi bahan pangan  atau di sekitar kota. Pertanian urban juga bisa melibatkan peternakan, budidaya perairan, wanatani, dan hortikultura. Dalam arti luas, pertanian urban mendeskripsikan seluruh sistem produksi pangan yang terjadi di perkotaan. Lahan yang digunakan bisa tanah tempat tinggal (pekarangan, balkon, atau atap- atap bangunan), pinggiran jalan umum, atau tepi sungai.
            Definisi Urban Farming yang diberikan FAO, Sebuah industri yang memproduksi, memproses, dan memasarkan produk dan bahan bakar nabati, terutama dalam menanggapi permintaan harian konsumen di dalam perkotaan, yang menerapkan metode produksi intensif, memanfaatkan dan mendaur ulang sumber daya dan limbah perkotaan untuk menghasilkan beragam tanaman dan hewan ternak.

v Manfaat Urban Farming        
  •   Urban farming memberikan konstribusi penyelamatan lingkungan dengan pengelolaan sampah Reuse dan Recyle
  •    Membantu menciptakan kota yang bersih dengan pelaksanaan 3 R (reuse,reduse,recycle) untuk pengelolaan sampah kota
  •       Dapat menghasilkan O2 dan meningkatkan kualitas lingkungan kota
  •         Meningkatkan Estetika kota
  •     Mengurangi biaya dengan penghematan biaya transportasi dan pengemasan, Bahan pangan lebih segar pada saat sampai ke konsumen yang merupakan orang kota
  •         Menjadi penghasilan tambahan penduduk kota.


v Model- model Urban Farming
-           Memanfaatkan lahan tidur dan lahan kritis,
-           Memanfaatkan Ruang Terbuka Hijau (Privat dan Publik,
-           Mengoptimalkan kebun sekitar rumah,

-           Menggunakan ruang (verticultur).

v  Dubbeling et al (2010) menyatakan pertanian kota memiliki karakteristik :
(1) masyarakat miskin kota sebagai pelaku utama pertanian kota
(2) pertanian kota berlokasi di dalam maupun sekitar perbatasan kota
(3) produk  yang dihasilkan berupa bahan pangan dari tanaman, ternak  dan  ikan serta produk bukan pangan seperti tanaman obat dan aromatik, tanaman hias dan pohon yang biasanya memiliki nilai ekonomis tinggi
(4) skala produksi bervariasi dari pertanian mikro dan kecil sampai pertanian medium dan beberapa diantaranya merupakan pertanian besar,  teknologi yang digunakan relatif sederhana namun ada kecenderungan pengembangan teknis dan praktek intensifikasi
(5) aktivitas ekonomi pertanian kota meliputi produksi on farm, pengolahan dan pemasaran serta pendistribusian sarana produksi pertanian
(6) kebanyakan kota di negara berkembang menggunakan hasil produksi untuk konsumsi sendiri dan kelebihannya untuk dijual.

v  Sub Sistem Budaya, merupakan segala kegiatan yang berhubungan dengan cara memproduksi tanaman dengan berbagai teknik, meliputi :

1.         Vertikultur. Teknis budidaya secara vertical atau disebut dengan sistem vertikultur, merupakan salah satu strategi untuk mensiasati keterbatasan lahan, terutama dalam rumah tangga. Vertikultur ini sangat sesuai untuk sayuran seperti bayam, kangkung, kucai, sawi, selada, kenikir, seledri, dan sayuran daun lainnya.

2.         Hidroponik.; Hidroponik berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam. 

3.         Aquaponik dan Vertiminaponik. Akuaponik merupakan sistem produksi pangan, khususnya sayuran yang diintegrasikan dengan budidaya hewan air (ikan, udang dan siput) di dalam suatu lingkungan simbiosis. Vertiminaponik merupakan kombinasi antara sistem budidaya sayuran berbasis pot talang plastic secara vertical dengan sistem akuaponik.

4.         Wall gardening.Sistem budidaya wall gardening termasuk dalam jenis budidaya tanaman vertical. Bedanya sistem ini, memanfaatkan tembok atau dinding sebagai tempat untuk menempatkan modul pertanaman. Model wall gardening sangat popular untuk tanaman hias dan bahkan sudah banyak dijumpai di gedung-gedung perkantoran atau pusat perbelanjaan. 




Minggu, 21 Mei 2017

Bakteri Coliform

 
BAKTERI COLIFORM


Tujuan                         : Mengetahui adanya kandungan Bakteri Coliform pada sampel air                    sungai.
Tempat dan waktu      : Taman Salam, Jati Padang, Pasar Mingg, Jakarta Selatan.
                                      Jumat, 12 Mei 2017
Pembahasan                :
          Bakteri coliform merupakan golongan mikroorganisme yang lazim digunakan sebagai indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak. Berdasarkan penelitian, bakteri Coliform ini menghasilkan zat etionin yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu, bakteri pembusuk ini juga memproduksi bermacam-macam racun seperti indol dan skatol yang dapat menimbulkan penyakit bila jumlahnya berlebih di dalam tubuh.
Beberapa patogen yang telah dikenal sejak beberapa dekade lalu adalah giardia lamblia (giardiasis), cryptosporidium (cryptosporidiosis), hepatitis A (penyakit terkait hati), dan helminthes (cacing parasit). Bakteri Coliform dapat digunakan sebagai indikator karena densitasnya berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air. Bakteri ini dapat mendeteksi patogen pada air seperti virus, protozoa, dan parasit. Selain itu, bakteri ini juga memiliki daya tahan yang lebih tinggi daripada patogen serta lebih mudah diisolasi dan ditumbuhkan (Doyle, 2006).
Ciri-ciri bakteri coliform antara lain bersifat aerob atau anaerob fakultatif, termasuk ke dalam bakteri gram negatif, tidak membentuk spora, dan dapat memfermentasi laktosa untuk menghasilkan asam dan gas pada suhu 35°C-37°C. Contoh bakteri coliform antara lain Escherichia coli, Salmonella spp., Citrobacter, Enterobacter, Klebsiella, dan lain-lain (Hajna, 1943).
Adanya bakteri coliform di dalam makanan atau minuman menunjukan kemungkinan adanya mikroorganisme yang bersifat enteropatogenik dan atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan. Bakteri coliform dapat di bedakan menjadi dua golongan yaitu ;
1. Bakteri coliform golongan fekal misalnya Escherichia coli
2. Bakteri coliform golongan non fekal.misalnya Enterobakter aerogenes.
Praktikum yang dilakukan pada kali ini adalah bakteri coliform terhadap sampel air sungai Taman Salam, sebelum melakukan analisis yang lebih lanjut, pertama kali yang dilakukan adalah mempersiapkan ketersediaan alat dan bahan yang sesuai.
Setelah alat, bahan dan sampel sudah siap, Setelah media sampel coliform sudah siap, hal selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan uji pendugaan akan adanya bakteri coliform dengan cara memindahkan 1ml sampel air sungai. Setelah melakukan penanaman bakteri pada sampel ke media, diinkubasi di dalam incubator selama ± 24-48 jam pada suhu 36°±1°C.
Setelah diinkubasi selama 24-48 jam, ternyata hasilnya adalah positif terdapat adanya bakteri coliform, namun belum tentu positif bakteri E. coli di tandai dengan adanya bintik biru pekat terbanyak.



Referensi     :