Sabtu, 13 Januari 2018

Penanganan Panen dan Pasca Panen Bunga Potong Krisan


Penanganan Panen dan Pasca Panen Bunga Potong Krisan


              Perkembangan bisnis bunga potong meningkat dengan cukup pesat dari waktu ke waktu, hal ini menunjukkan bahwa usaha dibidang  ini memang cukup menguntungkan. Konsumen bunga potong pada umumnya restoran, kantor dan hotel yang memerlukan bunga segar dalam dekorasinya, serta tentu saja masyarakat pecinta bunga.
            Tidak semua bunga dapat dijadikan sebagai komoditas bunga potong yang diperdagangkan karena ada persyaratan yang harus dipenuhi. Salah satu jenis bunga potong yang populer di Indonesia adalah bunga krisan. Potensi budidaya bunga krisan di Indonesia sangat menjanjikan karena permintaan hasil budidaya bunga krisan sangat tinggi, terutama dari negara tetangga (asia). Sehingga budidaya bunga krisan sangat populer dan dapat menjadi andalah sektor agribisnis, terutama industri bunga hias.
https://www.google.co.id

       Panen hasil budidaya bunga krisan sebaiknya dilakukan pada saat bunga krisan berturgor optimum, yakni pada pagi hari ketika udara masih sejuk dan panas matahari belum begitu terik. Pada umumnya pemanenan pada budidaya bunga krisan dilakukan setelah tanaman berumur 3 hingga 4 bulan setelah masa tanam. Pemanenan pada budidaya bunga krisan dilakukan ketika keadaan bunga telah setengah mekar atau masih memerlukan 3 hingga 4 hari sebelum bunga krisan mekar penuh.
            Kriteria utama bunga potong krisan meliputi penampilan yang baik, menarik, sehat dan bebas hama dan penyakit. Kriteria ini dibedakan menjadi 3 kelas yaitu kelas I untuk konsumen di hotel dan florist besar, yaitu panjang tangkai bunga lebih dari 70 cm, diameter pangkal tangkai bunga lebih 5 mm. Sementara, kelas II dan III untuk konsumen rumah tangga, florits menengah dan dekorasi massal yaitu panjang tangkai bunga kurang dari 70 cm dan diameter pangkal tangkai bunga kurang dari 5 mm.
https://www.google.co.id


           Pemanenan hasil budidaya bunga dapat dilaksanakan dengan dua metode, yakni dengan cara pemotongan pada tangkai tanaman dan dengan cara dicabut seluruh tanaman. Pemanenan bunga krisan dilakukan dengan memotong tangkai bunga dengan menggunakan gunting sepanjang 60-80 centimeter.
            Pastikan gunting yang digunakan untuk melakukan pemanenan pada budidaya bunga krisan adalah gunting yang steril. Pemotongan dilakukan dengan menyisakan tunggul batang setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah. Perkiraan hasil pemanenan budidaya bunga krisan di lahan seluas satu hektar dengan jarak tanam 10 x 10 centimeter adalah sebanyak 800.000 tanaman.
         Penanganan pasca panen tak kalah pentingnya dengan kegiatan pemanenan hasil budidaya bunga krisan. Bunga hasil pemanenan budidaya bunga krisan dikumpulkan, lalu ikat tangkai bunga berisi sekitar 50-1000 tangkai simpan pada rak-rak. Selanjutnya, lakukan penyortiran dan penggolongan dengan memisahkan tangkai bunga berdasarkan tipe bunga, warna dan varietasnya. Lalu bersihkan dari daun-daun kering atau terserang hama. Buang daun-daun tua pada pangkal tangkai.
            Cara pengemasan hasil panenan budidaya bunga krisan dilakukan dengan memasukkan pangkal tangkai bunga krisan potong ke dalam tube berisi cairan pengawet/dibungkus dengan kapas kemudian dimasukan ke dalam kantong plastik berisi cairan pengawet lalu dikemas dalam kotak karton/ kemasan lain yang sesuai.
            Mutu dan pengepakan bunga hasil budidaya bunga krisan untuk ekspor ke pasaran Internasional sangat ditentukan oleh negara pengimpor. Adapun negara tujuan ekspor bunga krisan Indonesia, salah satunya adalah negara Jepang.
Untuk Jepang standar yang berlaku untuk hasil budidaya bunga krisan adalah sebagai berikut:
1. Varietas adalah Kiku berwarna putih atau kuning yang dipanen saat bunga belum mekar penuh, panjang tangkai 70 cm, lurus dan tunggal. Duapertiga daun masih lengkap, utuh serta berukuran seragam dan bebas hama penyakit.
2. Satu ikatan terdiri dari 20 tangkai bunga dan dibungkus dengan pembungkus dari kertas khusus Sleeves. Kuntum tidak tertutup seludang, pangkal bunga diberi kapas basah.
3. Pengepakan dilakukan dalam kotak kardus dengan kapasitas 10 ikatan.
4. Pengangkutan dilakukan dengan alat angkut bersuhu udara 7-8 derajat C dengan kelembaban udara 60-65%.

Ibu adalah seseorang yang selalu mengingatkanku untuk selalu bersabar dan menanam kebaikan. 


Pemanfaatan Drasaena sebagai pot bunga potong krisan.
Daftar Pustaka :
Direktorat Penanganan Pasca Panen. 2006. Pedoman Penanganan Pasca Panen Tanaman Hias. Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Jakarta.

1 komentar: