BAKTERI ACTINOMYCETES
Actinomycetes
merupakan mikroorganisme tanah yang umum dijumpai pada berbagai jenis tanah.
Populasinya berada pada urutan kedua setelah bakteri, bahkan kadang- kadang
hampir sama. Actinomycetes hidup sebagai safrofit dan aktif mendekomposisi
bahan organik, sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah Actinomycetes
merupakan salah satu mikroorganisme yang mampu mendegradasi selulosa di samping
bakteri, kapang, dan khamir.
Actinomycetes termasuk dalam divisi Schyzophyta. Tumbuh
sebagai filamen sel yang bercabang panjang atau pendek. Organisme ini membelah
dengan pembelahan biner, dan mungkin menghasilkan spora eksternal atau tidak. Bangsa
Actinomycetes terdiri dari tiga suku yaitu suku Mycobacteriaceae, suku
Actinomycetaceae, dan suku Streptomycetaceae. Genus yang paling banyak dijumpai adalah Streptomyces
(hampir 70%), Nocardia, dan Micronospora. Koloni Actinomycetes muncul perlahan,
menunjukkan konsistensi berbubuk dan melekat erat pada
permukaaan media.
A. SIFAT DAN CIRI ACTINOMYCETES
a)
Actinomycetes kelihatan dari luar seperti jamur dan
dalam banyak buku dibicarakan sama dengan fungi eukariot.
b)
Actinomycetes dapat bersifat anaerob fakulatif (mampu
tumbuh baik jika terdapat O2 bebas atau tidak ada O2)
sehingga dapat hidup di lingkungan akuatik dan air.
c)
Actinomycetes tumbuh seperti filamen-filamen yang
tipis seperti kapang dari pada sel tunggal sehingga Actinomycetes dianggap
sebagai fungi atau cendawan. Meskipun ada persamaan dalam hal pola
pertumbuhannya,yang membedakan adalah fungi itu eukariota sedangkan
Actinomycetes adalah prokariota.
d)
Actinomycetes adalah bakteri gram positif aerobik yang
membentuk filament bercabang atau hifa (biasanya 0,5-1,0 mili mikron) dan spora
aseksual dan tumbuh sebagai filamen sel yang bercabang panjang atau pendek.
B.
HABITAT DAN PERTUMBUHAN ACTINOMYCETES
Actinomycetes memiliki habitat yang cukup luas antara lain ditemukan
pada tanah, kompos, padang rumput, tanah hutan, sedimen, lumpur, dan pada
daerah perakaran tanaman atau di perairan laut. Actinomycetes merupakan
mikroorganisme tanah yang umum dijumpai pada berbagai jenis tanah. mayoritas
organisme ini adalah saprofit tanah dan air (organisme yang hidup dari benda organik yang membusuk dan sangat
penting karena perannya dalam daur alam,
seperti pembusukan bahan organik dan
penambatan nitrogen). Jenis Actinomycetes tergantung pada tipe tanah,
karakteristrik fisik, kadar bahan organik, dan pH lingkungan. Jumlah
Actinomycetes meningkat dengan adanya bahan organik yang mengalami dekomposisi.
Pada umumnya Actinomycetes tidak toleran terhadap asam dan jumlahnya menurun
pada keadaan lingkungan dengan pH di bawah 5,0. Rentang pH yang paling cocok
untuk perkembangbiakan Actinomycetes adalah antara 6,5-8,0. Tanah yang tergenang air tidak cocok untuk
pertumbuhan Actinomycetes, sedangkan tanah gurun yang kering atau setengah
kering dapat mempertahankan populasi dalam jumlah cukup besar, karena adanya
spora. Temperatur yang cocok untuk pertumbuhan Actinomycetes adalah 25°C -
30°C, tetapi pada suhu 55°C - 65°C Actinomycetes masih dapat tumbuh dalam
jumlah cukup besar, khususnya genus Thermoactinomyces dan Streptomyces.
C. PENEMUAN BAKTERI ACTINOMYCETES DI DALAM TANAH
Pada awal ditemukannya, bakteri actinomycetes
digolongkan sebagai sebuah fungi atau jamur. Hal tersebut dikarenakan di dalam
bakteri ini ditemukan anggotanya membentuk semacam hifa dan mampu menghasilkan
sebuah antibiotik. Atas dasar hal tersebutlah maka actinomycetes digolongkan ke
dalam bakteri. Namun kebingungan para ilmuwan bertambah manakala ditemukan ciri
bakteri yang berukuran kecil dan dapat diserang oleh virus. Oleh karenanya,
actinomycetes pernah dianggap sebagai bukan bakteri dan bukan juga virus.
Setelah melalui sebuah pemeriksaan DNA yang ada di dalamnya,
akhirnya para ilmuwan menggolongkan actinomycetes ke dalam bakteri karena
adanya kecocokan DNA yang dimilikinya. Bakteri ini banyak sekali dijumpai di
dalam tanah. Namun ada juga yang berada di dalam hewan sebagai patogen dan juga
di tumbuhan. Peranan dari bakteri actinomycetes ini terbilang cukup penting
dalam siklus kehidupan. Mereka melakukan dekomposisi terhadapa materi organik
seperti kritin dan selulosa. Karena adanya aktifitas inilah maka terjadi
penumpukkan unsur hara yang berlebih dalam tanah. Proses seperti ini yang
memiliki peran penting terjadinya pembentukan humus.
Bakteri
actinomycetes akan mampu berkembang biak dengan baik jika kita menambahkan
pupuk kandang yang kaya selulosa pada tanah. Penggunaan pupuk amonium atau
nitrat justru membuat tanah berada di bawah pH 6 dan hal tersebut membuat
bakteri ini tidak mampu bertahan.
D.
PERANAN ACTINOMYCETES
PADA EKOSISTEM TANAH
Peranan
bakteri actinomycetes dalam tanah sangatlah penting karena dapat menjaga
kesuburan tanah dan siklus kehidupan, terutama pada ekosistem tanah. Berikut
ini merupakan beberapa uraian mengenai peranan actinomycetes terhadap ekosistem
tanah:
1.
Mendekomposisi
Bahan Organik
Actinomycetes
biasanya hidup didalam tanah dan berperan penting dalam proses pelapukan/
perombakan bahan organik kompleks menjadi bahan organik yang lebih sederhana
dan dapat langsung digunakan oleh organisme lain. Keistimewaan bakteri ini
adalah memiliki kecenderungan untuk
berasosiasi dengan suatu lapisan permukaan padat. Actinomycetes
adalah bakteri yang tidak tahan asam, memiliki filament diawal pertumbuhannya.
Kemampuan Actinomyetes untuk hidup
di lingkungan bernutrisi rendah dan untuk mengkonsumsi lognoselulosa
(lignin dan selulosa, zat-zat penyusun kayu, biasanya sukar dicerna
kebanyakan bakteri tanah) menyebabkan Actinomycetes mendominasi kawasan bebatuan
karst. Pemberian pupuk kandang yang kaya selulosa akan meningkatkan populasi
Aktinomycetes di tanah. Pemupukan amonium atau nitrat yang terus-menerus
menekan populasi karena Aktinomycetes tidak suka pH di bawah 6;
sebaliknya, pengapuran untuk menaikkan pH juga menaikkan populasinya. Anggota
Actinomycetes kebanyakan aerob, tapi beberapa, seperti Actinomyces
israelii, dapat tumbuh dalam kondisi anaerob.
Proses dekomposisi bahan organik melalui 3 reaksi,
yaitu:
1) reaksi
enzimatik atau oksidasi enzimatik, yaitu: reaksi oksidasi senyawa hidrokarbon
yang terjadi melalui reaksi enzimatik menghasilkan produk akhir berupa karbon
dioksida (CO2), air (H2O), energi dan panas.
2) reaksi
spesifik berupa mineralisasi dan atau immobilisasi unsur hara essensial berupa
hara nitrogen (N), fosfor (P), dan belerang (S).
3) pembentukan
senyawa-senyawa baru atau turunan yang sangat resisten berupa humus tanah.
2. Menghasilkan Antibiotik Yang Dapat Mematikan Patogen
Actinomycetes, yang
strukturnya merupakan bentuk antara dari jamur dan bakteri, menghasilkan
zat-zat anti mikroba dan asam amino yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik
dan bahan organik. Actinomycetes dapat hidup bersama dengan bakteri
fotosintetik. Streptomyces merupakan salah satu genus dari kelas
Actinomycetes yang biasanya terdapat di tanah.
Streptomyces adalah
prokariot yang menghasilkan substansi penting untuk kesehatan seperti
antibiotik, enzim, dan immunomodulator dan salah satu organisme tanah yang
memiliki sifat-sifat umum yang dimiliki oleh bakteri dan jamur tetapi juga
memiliki ciri khas yang cukup berbeda yang membatasinya menjadi satu kelompok
yang jelas berbeda. Banyak anggota dari Streptomyces menghasilkan
antibiotik di mana lebih dari setengahnya merupakan antibiotik yang efektif
melawan bakteri, misalnya streptomisin, tetrasiklin dan kloramfenikol. Isolasi
Streptomyces menghasilkan koloni-koloni kecil (berdiameter 1-10 mm),
terpisah-pisah seperti liken, dan seperti kulit atau butirus (mempunyai
konsistensi seperti mentega), mula-mula permukaannya relatif licin tetapi
kemudian membentuk semacam tenunan miselium udara yang dapat menampakkan
granularnya, seperti bubuk, seperti beludru, atau flokos, menghasilkan berbagai
macam pigmen yang menimbulkan warna pada miselium vegetatif, miselium udara,
dan substrat.
Streptomyces mempunyai
misel yang baunya sangat kuat, berkembang dan mengandung hifa udara (sporofor),
dari bentuk ini terjadi konstruksi lurus, bergelombang, mirip spiral, dapat
mengurai selulosa, khitin dan zat-zat lain sukar dipecah. Streptomyces umumnya memproduksi
antibiotik yang dipakai manusia dalam bidang kedokteran dan pertanian, juga
sebagai agen antiparasit, herbisida, metabolisme aktif, farmakologi, dan
beberapa enzim penting dalam makanan dan industri lain.
3. Mengikat Struktur Tanah Liat Sehingga Dapat
Memperbaiki Sifat Fisik Tanah
Struktur tanah adalah susunan
atau agregasi partikel-parikel primer tanah (pasir, debu, liat) secara alami
menjadi berbagai kelompok partikel yang satu sama lain berbeda dalam ukuran dan
bentuknya, dan dibatasi oleh bidang-bidang. perkembangan struktur didalam tanah
perlu dipahami benar, karena struktur tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman dan dapat pula berubah karena pengaruh-pengaruh mekanis dari luar
misalnya pengolahan tanah. Anda bisa membayangkan tanah sawah yang massif dank
eras dapat berubah menjadi Lumpur (struktur butir) karena anda melaksanakan
pembajakan dan penggaruan. Atau dapat pula tanah pasir yang berbuti-butir
menjadi kompak tetapi lunak, struktur bisa berubah kearahyang
lebih sesuai bagi pertumbuhan tanaman atau sebaliknya Struktur
dapat berkembang dari butir-butir tunggal ataupun kondisi massif (pejal). Untuk
butir-butir tunggal atau kondisi masif menjadi agregat-agregat,
partikel-partikel tanah harus mengelompok. Di dalam pengelompokan
partikel-partikel mehjadi agregat dan kemudian membentuk struktur yang mantap
diperlukan “bahan perekat” berupa bahn-bahan yang bersifat koloid. Tiga kelompok bahan koloid tanah yang
berperan sebagai bahan perekat dalam pembentukan agregat-agregat tanah adalah
1) mineral-mineral
liat.
2) bahan
organik koloidal termasuk gum yang dihasilkan oleh aktivitas jasad-jasad renik tanah.
3) oksida-oksida besi dan mangan yang bersifat koloid.
Agregasi amat dipengaruhi oleh kegiatan jasad-jasad
renik dalam tanah dan akan dipergiat bila didalam tanah tersedia cukupa bhan
organik. Organisme seperti benang-benang jamur dan humus dan mengikat satu
partikel tanah dengan lainnyasampai membentuk agregat dan struktur tanah.
Organisme juga memproduksi sejumlah bahan kimia seperti asam-asam organik yang dapat
merekat partikel-partikel tanah. Lemak-lemak dan lilin sebagai hasil perombakan
bahan organik juga berperan penting dalam memantapkan agregat-agregat tanah.
Itulah sebabnya, Anda boleh menganjurkan kepada petani agar bahan-bahan organik
sisa panennya lebih baik dibenam kedalam tanah atau dibuat kompos terlebih
dahulu baru dibenamkan kedalam tanah. Pembakaran bahan organik sisa panen
sebaiknya tidak selalu dilaksanakan.
4. Menghilangkan
Bau Pada Tanah
Ada banyak orang yang merasakan pada
saat turun hujan serasa menghirup aroma khas yang membuat tenang. Bebauan itu
muncul karena peran bakteri Actinomycetes. Bakteri ini hidup di tanah dan dapat
memunculkan aroma tertentu yang memengaruhi mood. Biasanya aroma didapati pada
tanah yang hangat dan lembab, lalu terguyur oleh air hujan.
Bakteri Actinomycetes akan menghasilkan spora ketika tanah mengering.
Proses ini kerap terjadi saat kemarau datang atau cuaca sangat terik. Sewaktu
hujan turun, spora menjadi basah lalu menyebar ke udara. Inilah yang kemudian menjadikan
aroma khas saat hujan dan sifatnya menenangkan. Tidak perlu khawatir dengan
spora ini. Pasalnya, keberadaan spora tanah tersebut tidak membahayakan tubuh
dan bahkan berfungsi sebagai penyegar udara. Aroma akan menyengat
saat hujan datang pertama kali setelah musim kemarau berakhir. Dan,
spora tersebut menyebar ke seluruh dunia. Untuk yang tinggal di kota yang penuh
polusi mungkin aroma khas hujan jarang didapati. Justru sebaliknya, air hujan
yang berpadu dengan partikel polusi menjadi bau hujan tidak sedap. Air hujan
juga lebih tercemar dan tidak bisa langsung dikonsumsi. Tingkat keasaman air
hujan menjadi lebih tinggi. Air hujan yang cenderung asam dapat merusak
berbagai peralatan. Beruntunglah buat orang yang tinggal di tempat yang banyak
kawasan hijaunya. Aroma hujan yang menentramkan masih bisa dirasakan.
DAFTAR PUSTAKA
Sembiring, dkk. 2005. Peranan Biofertilizer dalam
Pertanian Organik. Universitas Sumatera
Utara. Medan
Prihatini, dkk. 1996. Pemanfaatan mikroba dalam
tanah. Medan Press: Jakarta
Diakses pada sabtu, 1-04-2017 pukul 14:17
Diakses
pada sabtu, 1-04-2017 pukul 14:25
jika ditambah gambar atau fotonya serta dibuat dengan kalimat kita sendiri akanlebih menarik ya
BalasHapus